Sekda Sofian Dorong Transformasi Perpustakaan: Kunci Membangun Literasi di Gorontalo

Zen Seru! Di era scroll-scroll medsos yang makin menggila, menuntut nalar dan daya pikir kritis agar nggak tenggelam dalam lautan informasi yang tersebar luas dunia internet yang semakin canggih.

Warning ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Drs. Sofian Ibrahim, M.Si, saat ngasih wejangan dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Informasi yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo. (18/06/25).

Dalam wawancara usai kegiatan, Sofian menyentil keras kebiasaan masyarakat Gorontalo yang suka makan info setengah-setengah.

“Kalau cuma baca sepotong-sepotong, akibatnya banyak yang salah paham dengan satu informasi dan ujungnya pasti perpecahan,” tegasnya.

Tingkat Literasi Biar Nggak Gampang Terprovokasi

Di zaman banjir informasi kayak sekarang, penting banget buat melek literasi. Kenapa? Karena info yang kita terima tiap hari bisa saja menyesatkan kalau nggak dipahami secara utuh.

Menurut Sofian, membaca itu harus based on passion. Jangan tunggu disuruh. Karena begitu udah nemu minat, literasi bisa jadi senjata ampuh buat ngembangin diri.

Satu hal yang menarik dan cukup menggelitik adalah saat Sofian curhat masa lalunya soal image perpustakaan.

“Dulu itu, siapa yang ribut atau nakal di kelas disuruh ke perpustakaan. Jadi kesannya, perpustakaan itu tempat hukuman,” ungkapnya sambil tertawa.

Tapi sekarang, menurutnya, perpustakaan udah berevolusi jadi tempat keren. Bukan cuma buat cari buku, tapi juga bisa jadi ruang diskusi, tempat transfer ilmu, bahkan buat nemu inspirasi.

Tantangan Nyata: Masih Banyak yang Anti Perpustakaan

Sofian menyayangkan masih banyak masyarakat yang belum paham pentingnya fungsi perpustakaan modern.

Padahal, menurut dia, disitulah salah satu kunci pembangunan literasi yang nyata.

Dia juga menyebut peran pustakawan dan para penggiat literasi sangat vital buat bantu pengunjung, terutama mahasiswa, menemukan sumber informasi yang pas buat penelitian atau tugas mereka.

“Oleh sebab itu, bimtek ini menjadi sesuatu yang krusial dan penting. Kedepan, diharapkan peran para pustakawan dan penggiat literasi untuk dapat membantu mahasiswa dalam menemukan sumber informasi untuk keperluan studi mereka,” pungkasnya.

Bangun Budaya Baca Bersama

Sebelum menutup sesi wawancara, Sofian ngajak semua pihak, dari pemerintah sampai masyarakat, buat kolaborasi dalam membangun budaya baca yang solid.

“Dengan pemahaman literasi informasi yang solid, kita bisa hindari banyak salah paham yang memicu perpecahan,” kata Sofian.

Literasi bukan soal tahu banyak, tapi soal mengerti dengan benar.

Share this news

Related Posts

Baznas Salurkan Rp. 242 juta Lebih Untuk Para Fuqara dan Masakin

Wujud Nyata Kolaborasi Pemerintah dan Umat dalam Menyejahterakan Warga Zen Seru! Dipusatkan di Aula Banthayo Lo Yiladia, Rabu (02/07), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Gorontalo menggelar acara pendistribusian dana…

Share this news

Desa Bongohulawa Pertahankan Tradisi “Mohuyula” di Tengah Arus Individualisme Modern

Zen Seru! Di tengah laju modernisasi dan gaya hidup serba cepat yang menjalar di kota-kota besar Indonesia, masyarakat Desa Bongohulawa, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, masih memegang teguh nilai-nilai…

Share this news

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *