
Zen Seru! Selama tiga hari penuh, kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo sukses menggelar Bimbingan Teknis Literasi Informasi dari tanggal 17 hingga 19 Juni 2025.
Dihadiri oleh pegiat literasi, pustakawan, guru, mahasiswa, bahkan hingga kepala desa, kegiatan ini bukan cuma ajang kumpul-kumpul, tapi jadi wadah strategis memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) lewat budaya literasi.
“Komitmen kita dalam membangun literasi dan memperkuat peran perpustakaan sejatinya sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam Asta Cita Presiden dan visi misi Gubernur Gorontalo,” ujar Ridwan.
Ridwan membeberkan bahwa perpustakaan bukan lagi gudang buku berdebu, tapi harus bertransformasi jadi pusat ilmu dan pembelajaran sepanjang hayat.
Ia menekankan pentingnya literasi sebagai jembatan emas menuju SDM unggul di era Revolusi Industri 5.0.
“Literasi informasi itu fondasi. Kita nggak mau generasi muda cuma jadi konsumen informasi pasif,” tegasnya.
“Mereka harus jadi produsen pengetahuan, pelaku inovasi, dan pencipta nilai tambah di era digital,” tambahnya.
Yang menarik, Ridwan juga menyentil Asta Cita ke-4 dan ke-8 yang menyoroti penguatan SDM serta pembangunan yang harmonis dengan budaya dan alam.
Dari situlah ia menggarisbawahi pentingnya peran perpustakaan desa, sekolah, dan para pustakawan sebagai agen perubahan di akar rumput.
“Asta Cita juga menegaskan pentingnya membangun dari desa dan dari bawah. Dan itu semakin memperkuat posisi strategis perpustakaan desa sebagai ujung tombak literasi masyarakat,” imbuh Ridwan.
Nggak cuma itu. Ridwan menyoroti pula soal peningkatan mutu perpustakaan secara kelembagaan dan sumber daya manusia.
Baginya, ini sejalan dengan semangat hilirisasi dan industrialisasi nasional, sebuah arah pembangunan yang menuntut SDM tangguh dan melek informasi.
“Saya berharap kegiatan Bimtek ini bukan sekadar pelatihan biasa. Ini harus jadi momentum kolektif kita semua untuk membangun budaya literasi yang berpihak pada masa depan bangsa,” tutupnya.
Dengan semangat tinggi dan sinergi lintas elemen, Bimtek Literasi Informasi ini jadi langkah nyata Gorontalo dalam menyiapkan generasi emas 2045.
Bukan cuma sekadar pelatihan, tapi bagian dari revolusi senyap: menggerakkan literasi dari pinggiran ke pusat perhatian.
Dan kalau semuanya konsisten seperti ini, jangan heran kalau ke depan, Gorontalo bukan cuma dikenal karena keindahan alamnya, tapi juga karena jadi lumbung SDM unggulan yang berakar kuat pada budaya baca dan literasi informasi.