
Zen Seru! Banyak yang masih nganggep Pengarusutamaan Gender (PUG) itu cuma urusan perempuan. Tapi, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Veronica Tan punya pandangan beda. Ia tegas bilang kalo PUG itu tanggung jawab semua pihak!
Rabu (8/10) sore, suasana di Hulonthalo Ballroom, Kota Gorontalo, terasa cukup istimewa dengan kehadiran Wakil Menteri PPA, Veronica Tan ditengah-tengah rapat koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) PUG Provinsi Gorontalo.
“Seolah-olah PUG ini urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak saja. Padahal kalau semua kementerian, lembaga, dan dinas meyakini bahwa PUG itu bukan semata urusan perempuan dan sosial, saya yakin kita semua sudah maju,” buka Veronica dalam sambutannya.
Menurut Veronica, PUG bukan cuma jargon atau proyek musiman. Ini strategi pembangunan yang ngelibatin semua pihak, mulai dari level pemerintah sampai masyarakat, guna memastikan laki-laki dan perempuan dapat hak, akses, dan kesempatan yang adil dalam pembangunan.
Kalau kamu mikir PUG itu topik berat, Veronica justru pengin mengubah pandangan itu. Ia menekankan kalau kesetaraan gender sebenarnya fondasi buat membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berkeadilan.
Bahkan, PUG masuk dalam Prioritas Nasional keempat di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, khususnya terkait peningkatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
“Saya semangat sekali memperjuangkan PUG ini. Kita bahkan sudah beberapa kali kumpulkan Bappeda untuk memastikan Indeks Kesetaraan Gender dan Indeks Pembangunan Gender dimasukkan sebagai dasar penilaian OPD,” kata Veronica.
Dari sisi daerah, Kepala Dinas PPPA Provinsi Gorontalo, Yana Yanti Suleman, juga gak mau kalah. Ia bilang, Gorontalo udah punya Kelompok Kerja (Pokja) PUG yang fokus buat mendorong perencanaan dan penganggaran daerah yang responsif gender.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif dari jejaring masyarakat sipil dalam menyuarakan isu PUG, serta pemenuhan hak dan perlindungan perempuan,” ujar Yana.
Lewat langkah ini, Veronica dan timnya ingin buktikan kalau kesetaraan gender bukan cuma soal perempuan bisa berdaya, tapi juga soal laki-laki ikut ambil bagian dalam mewujudkan pembangunan yang lebih adil, terbuka, dan manusiawi.
Karena pada akhirnya, kata Veronica, kalau semua pihak udah melek gender, pembangunan bakal jauh lebih kuat.