
Artikel Ditulis Oleh: Nur Afifah Mokoagow (T2324007)
Program studi Teknik Arsitektur Universitas Pohuwato
ABSTRAK
Bahasa gaul merupakan bentuk bahasa informal yang berkembang pesat di kalangan remaja dan generasi muda Indonesia. Dengan masuknya unsur asing, singkatan, dan kosakata baru, bahasa gaul memberi dampak yang kompleks terhadap bahasa Indonesia. Di satu sisi, bahasa gaul menambah variasi dan daya tarik dalam berkomunikasi; di sisi lain, penggunaannya yang meluas menimbulkan tantangan bagi kemurnian bahasa Indonesia, seperti pergeseran makna kata, penurunan kemampuan bahasa formal, dan penghilangan kosakata baku. Artikel ini membahas pengaruh bahasa gaul terhadap kemurnian bahasa Indonesia serta beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kemurnian bahasa nasional. Dengan mengedepankan pendekatan yang adaptif dan edukatif, bahasa Indonesia dapat terus lestari sebagai simbol identitas bangsa.
1. Pendahuluan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara dan alat pemersatu yang menjaga keutuhan bangsa. Namun, kemunculan bahasa gaul yang banyak digunakan oleh generasi muda dalam percakapan sehari-hari menimbulkan tantangan bagi kemurnian bahasa Indonesia.
Bahasa gaul sering kali memuat kosakata baru, singkatan, dan unsur asing yang belum diakui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kehadiran bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari serta penggunaannya yang meluas melalui media sosial dan budaya populer memicu kekhawatiran akan kelestarian bahasa Indonesia yang baku.
2. Perkembangan Bahasa Gaul
Bahasa gaul berkembang melalui pengaruh globalisasi dan teknologi, terutama internet dan media sosial. Pengaruh budaya populer dari luar negeri dan cepatnya penyebaran informasi melalui media sosial mempercepat adaptasi bahasa gaul dalam percakapan masyarakat. Kosakata seperti baper (bawa perasaan), bucin (budak cinta), dan gabut (tidak ada kegiatan) menjadi contoh kata-kata bahasa gaul yang sering dipakai oleh anak muda saat ini.
3. Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Kemurnian Bahasa Indonesia
Pengaruh bahasa gaul terhadap kemurnian bahasa Indonesia dapat dilihat dalam beberapa aspek berikut:
- Pergeseran Makna Kata Bahasa gaul sering kali menggunakan kosakata bahasa Indonesia dengan makna baru yang jauh berbeda dari makna aslinya. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan bagi penutur yang tidak familiar dengan bahasa gaul. Contohnya, kata baper yang asalnya dari istilah “bawa perasaan” kini lebih sering digunakan untuk menggambarkan orang yang terlalu sensitif.
- Menurunnya Kemampuan Bahasa Indonesia Formal Penggunaan bahasa gaul yang berlebihan di kalangan remaja dan anak muda dapat mengurangi kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia formal. Dalam konteks formal, seperti di lingkungan pendidikan dan profesional, kemampuan berbahasa yang baik sangat diperlukan. Ketidakbiasaan menggunakan bahasa baku dapat memengaruhi kualitas komunikasi, terutama ketika berhadapan dengan situasi yang menuntut kesopanan dan kejelasan bahasa.
- Hilangnya Kosakata Baku Bahasa gaul sering menggantikan kosakata baku dengan istilah yang dianggap lebih praktis. Misalnya, kata “malas” sering kali tergantikan oleh “mager” (malas gerak). Pergeseran penggunaan ini, jika tidak diimbangi, berpotensi menyebabkan kosakata asli bahasa Indonesia terlupakan atau bahkan hilang dalam penggunaannya sehari-hari.
- Menurunnya Citra Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga martabat dan identitas bangsa. Penggunaan bahasa gaul secara terus-menerus dapat menurunkan citra bahasa Indonesia sebagai bahasa yang berwibawa. Hal ini terutama terjadi apabila kosakata bahasa gaul terlalu banyak mengandung unsur asing atau berkonotasi tidak pantas.
4. Upaya Menjaga Kemurnian Bahasa Indonesia
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia di tengah maraknya penggunaan bahasa gaul meliputi:
- Pengajaran Bahasa Indonesia yang Kreatif dan Menarik Institusi pendidikan diharapkan dapat mengajarkan bahasa Indonesia secara menarik, misalnya dengan memasukkan konten digital yang populer di kalangan anak muda. Cara ini dapat membuat generasi muda lebih tertarik dan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia formal.
- Kampanye Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Pemerintah dan lembaga terkait bisa mengadakan kampanye yang mendukung penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik di lingkungan sekolah maupun melalui media massa. Sosialisasi ini juga dapat dibantu oleh para tokoh masyarakat dan influencer yang dapat memberikan contoh penggunaan bahasa Indonesia yang baik.
- Pembaruan KBBI untuk Menyesuaikan Kosakata Zaman Badan Bahasa dapat melakukan pembaruan kosakata dengan menambahkan istilah baru yang relevan namun sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Dengan cara ini, bahasa Indonesia bisa beradaptasi tanpa mengorbankan kemurnian bahasa.
5. Kesimpulan
Pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam era globalisasi. Bahasa gaul memberikan variasi dalam komunikasi sehari-hari, tetapi juga menimbulkan tantangan dalam menjaga kemurnian bahasa Indonesia.
Untuk itu, perlu keseimbangan antara adaptasi bahasa dengan tetap mempertahankan kaidah dan kosakata baku. Generasi muda diharapkan dapat lebih menghargai dan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga bahasa Indonesia tetap menjadi simbol identitas dan kebanggaan bangsa.
—
Daftar Pustaka
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2021). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Bahasa.
Chaer, A. (2015). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, H. (2018). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Subroto, E. (2020). “Bahasa Gaul dan Pengaruhnya Terhadap Bahasa Indonesia.” Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia, 15(2), 87-95.
Wibowo, P. (2022). “Penggunaan Bahasa Gaul pada Remaja dan Implikasinya terhadap Kemurnian Bahasa Indonesia.” Jurnal Linguistik Indonesia, 39(1), 102-115.
SIMAK GORONTALO SERU LIVE RADIO, KLIK DISINI