
Zen Seru! Sepertinya memang manajemen RSUD Tombulilato harus di evaluasi Bupati Bone Bolango, Ismet Mile.
Pasalnya, belum hilang kasus ambulance mangkal saat ada jenazah yang diantarkan pakai mobil pribadi, kali ini muncul keluhan tenaga kesehatan (nakes) honorer yang belum terima gaji.
Para nakes udah jungkir balik melayani pasien, ternyata masih harus ngelus dada karena gaji mereka belum juga dibayar. Nggak tanggung-tanggung, nunggaknya udah 4 bulan, dan reward jasanya lebih parah lagi, udah 8 bulan belum juga cair!
Salah satu nakes yang ogah disebut namanya secara lengkap, sebut saja inisialnya XL, buka suara soal keresahan ini.
Ia bilang, para honorer udah dijanjikan bakal terima hak mereka di akhir April 2025. Tapi sekarang udah masuk Mei, nol besar!
“Iya, gaji kami honorer 4 bulan belum dibayarkan dan jasa 8 bulan belum cair, belum dibayar,” keluh XL, dikutip dari detikcom, Sabtu (3/5/2025).
Baca Juga:
XL juga bilang, pihak rumah sakit pernah ngasih harapan kalau semuanya bakal kelar akhir April. Tapi nyatanya, harapan tinggal harapan.
“Saya dapat informasi katanya akhir bulan April kemarin akan dibayarkan tapi sampai sekarang belum ada, ada apa sebenarnya?” tanyanya, penuh heran.
Yang bikin miris, banyak honorer lain juga ngerasa hal yang sama, tapi gak berani angkat bicara. Ya gimana, takut bakal disanksi.
“Kalau soal mengeluh sudah dari lama kenapa gaji kami belum dibayarkan, semua honorer mengeluh terkait ini, bukan hanya saya,” tambah XL.
Di sisi lain, Direktur RSUD Tombulilato, Milyadi Maksum, nggak menyangkal adanya keluhan ini.
Baca juga:
Ia mengungkapkan, masalahnya ternyata ada di proses verifikasi dari BPJS Kesehatan. Katanya, sistem tagihan rumah sakit ke BPJS itu harus diverifikasi dulu, dan itu makan waktu.
“Biasanya sampai sekitar 10 sampai 15 hari. Begitu selesai verifikasi dan validasi, baru BPJS kirimkan umpan balik ke rumah sakit untuk pembayaran,” jelas Milyadi.
Meski begitu, Milyadi janji bakal secepatnya cairkan gaji para nakes. Tapi, untuk reward jasa yang notabene adalah semacam “bonus” atas layanan mereka, baru bisa dibayarkan 6 bulan aja, bukan 8.
“Kalau jasa mungkin saya rasa sih terjadi penundaan pembayaran hanya 6 bulan,” ucapnya.
Dia juga meluruskan perbedaan antara gaji dan jasa. Menurutnya, gaji itu prioritas karena jadi hak tetap dari tenaga kerja, sedangkan jasa itu semacam reward atas tindakan medis yang dilakukan.
Baca juga:
Dan oh ya, RSUD Tombulilato ini ternyata belum berstatus BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), jadi pengelolaan dan pencairan anggarannya masih ketergantungan banget sama klaim dari BPJS.
“Gaji yang dibayarkan klaim Januari akan dibayarkan ini. Yang kemarin baru dibayarkan bulan Februari 2025 itu gaji klaim November–Desember 2024,” pungkasnya.
Keluhan nakes ini jadi cermin bahwa di balik sorotan lampu IGD dan ruang rawat, ada para pejuang kesehatan yang harus menahan sabar menanti hak mereka.
Semoga aja, janji “secepatnya” dari pihak rumah sakit benar-benar berarti cepat—dan bukan cuma sekadar pemanis kata.