Bukan Jawaban, Mahasiswa UG Justru Dapat Perlakuan Provokatif

Zen Seru! Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Gorontalo (UG) di depan kantor Bupati Kabupaten Gorontalo pada 6 Mei 2025, berujung pada perlakuan provokatif dari aparat keamanan.

Mahasiswa tersebut menuntut realisasi janji Bupati Gorontalo, Sofyan Puhi, yang berkomitmen untuk segera memperbaiki jembatan Pulubala yang putus pada bulan April lalu.

“Sampai hari ini, Bapak Bupati hanya mampu menjanjikan masyarakat Pulubala bahwa dari tanggal 15 April kemarin, pekan depannya sudah ada yang akan mengerjakan jembatan yang putus itu. Namun, hingga saat ini sudah masuk bulan Mei, belum ada aktivitas apapun di sana,” tegas salah satu orator dari mahasiswa UG.

Kekecewaan mahasiswa semakin mendalam ketika mereka tidak dapat menemui Bupati atau perwakilan yang dapat menindaklanjuti permintaan mereka. Sebaliknya, mereka dihadapkan pada sikap arogan dan provokatif dari aparat keamanan.

“Aparat kepolisian, kami tidak membawa apa-apa, Pak. Kami hanya membawa aspirasi. Coba, kalau Bapak ingin berdiskusi dengan kami dan mampu memberikan solusi terhadap keluhan dan derita yang dialami masyarakat Pulubala, mari kita berdiskusi,” tambah sang orator.

Namun, harapan untuk berdialog dengan pihak berwenang sirna ketika mahasiswa mengalami perlakuan kasar.

Baca juga:

“Kami datang ke sini mau menagih janji Bupati, kok kami malah diperhadapkan dengan perlakuan yang provokatif, didorong, bahkan hampir dipukul. Apalagi aparat yang arogan seperti Satpol PP,” sambungnya, menunjuk oknum Satpol PP yang bersikap agresif.

Nonton Video: (KLIK DI SINI)

Aksi ini mencerminkan frustrasi masyarakat Pulubala yang nyaris terisolasi akibat belum diperbaikinya jembatan yang menjadi akses vital bagi mereka. Aktivitas masyarakat, terutama dalam pertanian dan perdagangan hasil panen, terhambat.

“Masyarakat bakal menghadapi panen, sementara jembatan tersebut menjadi akses untuk aktivitas pertanian dan memperdagangkan hasil panen,” ungkap salah satu massa Aksi.

Kondisi ini semakin diperparah dengan siswa-siswa yang harus menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah, yang menimbulkan risiko tersendiri, terutama dengan debit air yang meningkat dan arus yang deras.

Baca juga:

—Apakah harus ada korban dulu, baru ada perbaikan?

Peristiwa ini menunjukkan bahwa janji-janji pemerintah harus diikuti dengan tindakan nyata.

Mahasiswa UG, yang berjuang untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, berharap agar pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki jembatan Pulubala dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan warganya.

Dengan situasi yang semakin mendesak, masyarakat Pulubala menunggu tindakan nyata dari pemerintah, bukan hanya janji-janji yang tak kunjung terealisasi.

Share this news

Related Posts

Baznas Salurkan Rp. 242 juta Lebih Untuk Para Fuqara dan Masakin

Wujud Nyata Kolaborasi Pemerintah dan Umat dalam Menyejahterakan Warga Zen Seru! Dipusatkan di Aula Banthayo Lo Yiladia, Rabu (02/07), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Gorontalo menggelar acara pendistribusian dana…

Share this news

Desa Bongohulawa Pertahankan Tradisi “Mohuyula” di Tengah Arus Individualisme Modern

Zen Seru! Di tengah laju modernisasi dan gaya hidup serba cepat yang menjalar di kota-kota besar Indonesia, masyarakat Desa Bongohulawa, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, masih memegang teguh nilai-nilai…

Share this news

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *