
Zen Seru! Data dari aplikasi Simfoni PPA mengungkapkan: Kota Gorontalo menempati posisi tertinggi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Gorontalo.
Tapi kata Kepala Dinas PPA Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman, angka tinggi ini nggak sepenuhnya berarti kabar buruk.
Berdasarkan data terbaru dari aplikasi Simfoni PPA, ibu Kota Provinsi Gorontalo ini menempati urutan pertama dalam laporan kasus kekerasan pada perempuan dan anak, dengan angka 92 kasus dalam satu tahun terakhir.
Tapi ternyata, menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman, data itu justru bisa dilihat dari dua sisi.
“Kita juga harus lihat dari sisi positifnya”, ungkap dr. Yana Yanti, dalam wawancara usai kegiatan. (08/10)
“Artinya, masyarakat kita sekarang semakin berani melapor dan percaya pada sistem hukum yang ada,” sambung dr. Yana.
Yana menjelaskan, dulu banyak korban kekerasan terutama anak dan perempuan yang memilih diam karena takut, malu, atau nggak tahu harus ke mana mencari perlindungan.
Tapi sekarang, berkat gencarnya sosialisasi dari berbagai pihak, masyarakat mulai sadar bahwa kekerasan bukan hal yang bisa ditutup-tutupi.
“Sekarang masyarakat paham, kalau kekerasan itu bukan urusan pribadi yang diselesaikan di dalam rumah. Ini kejahatan, dan harus dilawan,” tegasnya.
Menurut Dinas PPA, meningkatnya laporan di aplikasi Simfoni PPA bisa jadi indikator keberhasilan advokasi dan edukasi. Artinya, semakin banyak orang yang berani bicara, semakin kuat pula sistem perlindungan yang sedang dibangun.
Meski begitu, Yana nggak menampik kalau data tersebut juga menjadi alarm bagi semua pihak. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus tetap waspada dan aktif mencegah kekerasan sejak dini.
“Kami nggak tinggal diam. Edukasi ke sekolah-sekolah, pelatihan guru BK, kemitraan dengan puskesmas dan aparat penegak hukum terus berjalan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi kita semua,” jelasnya.
Kegiatan sosialisasi yang digelar di MAN Insan Cendekia sendiri merupakan bagian dari strategi Dinas PPA untuk menyentuh langsung kelompok usia remaja, yang menurut data, justru paling rentan jadi korban kekerasan seksual.
Dengan makin banyaknya laporan yang masuk, ditambah dengan upaya edukasi yang terus diperkuat, Dinas PPA berharap Gorontalo bisa jadi provinsi yang lebih ramah, aman, dan berani melindungi perempuan serta anak-anaknya.
“Semakin banyak yang melapor, semakin besar peluang kita untuk melindungi. Gorontalo harus jadi rumah yang aman buat semua,” tutup dr. Yana.