Zen Seru! generasi Z sering banget dicap “mager” dan kurang ambisius. Tapi faktanya, Gen Z justru paling sadar pentingnya istirahat. Di tengah dunia yang serba cepat, kita paham bahwa rehat bukan kemewahan—melainkan kebutuhan penting untuk menjaga fokus dan kesehatan mental. Dengan akses informasi luas di TikTok, Instagram, dan media sosial lainnya, Gen Z belajar bahwa istirahat adalah bagian dari produktivitas. Jadi, “mager” bukan alasan untuk menunda kerja, tapi strategi biar energi dan ide tetap segar.
Berbeda dari generasi sebelumnya yang menjunjung budaya kerja tanpa henti, Gen Z lebih memilih pendekatan yang mindful. Misalnya, sekadar jalan sore, meditasi ringan, atau sekadar digital detox bisa bantu menjaga keseimbangan pikiran. Selain itu, jeda singkat juga terbukti meningkatkan kreativitas. Karena itu, Gen Z menganggap istirahat bukan tanda malas, tapi bukti bahwa kita tahu cara kerja yang lebih cerdas.

Namun, tekanan sosial media, jam kerja fleksibel tanpa batas, dan ekspektasi tinggi sering bikin Gen Z rentan burnout. Menurut survei global UKG Inc., 83% pekerja frontline Gen Z merasa burnout, sementara studi lain menyebut 75% Gen Z pernah mengalami kelelahan mental. Di sisi lain, Gen Z nggak diam aja. Banyak yang menerapkan work shutdown jam 6 sore, menggunakan aplikasi blokir notifikasi, atau pakai metode Pomodoro untuk ngatur fokus dan waktu istirahat. Beberapa bahkan aktif ikut terapi online atau komunitas dukungan agar tetap waras.
Akhirnya, gaya hidup seimbang ini bukan cuma gaya — tapi bukti nyata bahwa sukses nggak harus datang dengan kelelahan. Zen Seru tahu, performa terbaik muncul dari tubuh dan pikiran yang cukup istirahat.
Karena itu, yuk mulai prioritaskan tidur cukup, self-care, dan batasi waktu online. Kalau kamu lagi kejar deadline terus-menerus, coba ambil jeda sebentar. Tarik napas, rebahan, dan kasih waktu buat diri sendiri. Hidup ini bukan lomba siapa paling sibuk, tapi perjalanan yang lebih nikmat kalau dijalani dengan tenang.







