Dinas PPA Gorontalo Bekali Siswa MAN Insan Cendekia Ilmu Cegah Kekerasan

Zen Seru! Kekerasan terhadap perempuan dan anak ternyata nggak cuma jadi urusan orang dewasa, tapi juga PR bareng buat generasi muda.

Karena itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Provinsi Gorontalo turun langsung ke sekolah untuk ngajarin siswa soal pentingnya jadi Pelopor dan Pelapor dalam mencegah kekerasan.

Seperti hari ini, suasana Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Gorontalo, Selasa (8/10), terasa beda dari biasanya. Bukan karena ulangan atau acara ekskul, tapi karena ada kegiatan sosialisasi dari Dinas PPA Provinsi Gorontalo.

Puluhan siswa kelas 11 dikumpulkan buat bahas topik serius tapi penting tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Yang menarik, materi nggak disampaikan dengan cara kaku kayak kuliah umum, tapi dikemas interaktif bareng Psikolog sekaligus Tim Ahli PPA, Temmy Andreas Habibie.

“Yang kita tekankan bukan cuma ngerti soal jenis kekerasan, tapi juga gimana mereka bisa berperan aktif. Kita dorong siswa jadi Pelopor dan Pelapor,” jelas Temmy saat diwawancarai.

Temmy juga menjelaskan, masih banyak remaja yang belum tahu bentuk-bentuk kekerasan yang bisa terjadi di sekitar mereka, mulai dari pelecehan verbal, kekerasan fisik, sampai kekerasan berbasis gender yang sering luput disadari.

‎“Anak-anak harus sadar, kekerasan itu nggak selalu soal pukulan atau luka fisik. Kadang datang lewat kata-kata, sikap, bahkan dunia digital,” ujarnya.

Data terbaru dari Simfoni PPA menunjukkan Kota Gorontalo mencatat 92 kasus kekerasan. Ini menjadi yang tertinggi di Provinsi Gorontalo. Meski terlihat mencemaskan, Temmy menilai justru ada sisi positifnya.

“Artinya masyarakat mulai sadar hukum. Mereka nggak diam aja, tapi berani lapor lewat jalur resmi. Ini bentuk kepercayaan pada sistem dan pemerintah,” tambahnya.

Dari hasil pemantauan, kata Temmy, kasus terbanyak justru datang dari kelompok usia SMA, disusul anak SD dan SMP.

“Jenis kekerasan yang paling sering terjadi adalah Pelecehan dan kekerasan seksual, diikuti kekerasan fisik yang kini makin sering muncul di laporan,” ungkapnya.

Lewat kegiatan ini, Dinas PPA berharap para pelajar bisa jadi agen perubahan di lingkungannya, bukan cuma jaga diri, tapi juga berani speak up kalau lihat teman atau orang lain jadi korban.

Sosialisasi ini bukan sekadar kegiatan formal, tapi langkah nyata buat ngebentuk generasi muda Gorontalo yang paham, peduli, dan berani melawan segala bentuk kekerasan.

Share this news

Related Posts

‎Lawan Bullying! Dinas PPA Gorontalo Ajak Siswa Jadi ‘Agent of Change’ Anti Kekerasan!

Zen Seru! Kasus bullying makin ramai dibicarakan, khususnya dilingkungan sekolah. Bullying bukan sekadar “canda berlebihan” atau “bumbu pertemanan.” Nyatanya, efeknya bisa dalam banget, bahkan bikin korban trauma seumur hidup atau…

Share this news

Peletakan Batu Pertama Pembangunan RLHB di Kelurahan Bugis

Zen Seru! Sebuah harapan baru hadir bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Gorontalo. BAZNAS Kota Gorontalo bersama BAZNAS RI resmi memulai pembangunan Rumah Layak Huni BAZNAS (RLHB) dengan ditandai peletakan…

Share this news

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *