
Zen Seru! Menjadi salah satu alumni SMP Negeri 2 Gorontalo yang kini duduk di posisi strategis sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Loly Yunus menyadari ekspektasi besar yang disematkan padanya, terutama dari rekan-rekan seangkatannya.
Dalam dialog santai, tim Goseru meminta tanggapannya jika sewaktu-waktu teman seangkatannya meminta proyek atau bantuan sosial Pemerintah langsung padanya.
Jawaban Loly sangat mengesankan. Ia menegaskan bahwa membantu teman-teman alumni melalui program pemerintah sah-sah saja, namun tetap harus berlandaskan aturan yang berlaku, bukan sekadar ikatan emosional semata.
“Tidak pernah ada niat memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi ataupun untuk praktik nepotisme. Saya sadar betul batas-batasnya,” ujar Loly tegas.
Pernyataan itu disampaikan Loly saat menghadiri Musyawarah Daerah Alumni SMP Negeri 2 Gorontalo Angkatan 1983 yang digelar di Ballroom Hotel Yulia, Gorontalo (19/07/25).
Bantuan Bukan Sekadar Karena Teman
Loly menyebutkan bahwa kemungkinan untuk memberikan bantuan kepada teman lama tetap terbuka, namun ada syarat utama yang harus dipenuhi, diantaranya:
- Berdomisili di daerah pemilihannya (Dapil) Bone Bolango.
- Memiliki kualifikasi sebagai penerima bantuan.
“Kalau dia memang warga Bone Bolango dan layak dibantu, kenapa tidak? Tapi kalau tidak memenuhi syarat, ya saya juga tak bisa apa-apa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Loly menegaskan bahwa setiap bantuan pemerintah, terutama yang menyasar pelaku UMKM atau masyarakat kurang mampu, harus berdasarkan data resmi seperti Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Semua ada aturannya. Kalau tidak terdaftar di DTKS, walaupun teman, saya tidak punya dasar hukum untuk menyalurkan bantuan,” tambah Loly.
Konsistensi Wakil Rakyat yang Transparan
Sikap Loly ini memperlihatkan konsistensinya dalam menjaga integritas sebagai wakil rakyat.
Di tengah banyaknya godaan untuk melakukan praktik nepotisme, ia memilih untuk berjalan sesuai regulasi demi menjaga kepercayaan publik.
Acara musyawarah daerah yang juga dihadiri puluhan alumni tersebut berlangsung hangat dan penuh nostalgia.
Namun di balik kehangatan itu, hadir pula pesan kuat dari Loly Yunus: bahwa jabatan adalah amanah, dan koneksi pribadi tak boleh melampaui aturan.