
Zen Seru! Upaya mengubah mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pemberi zakat) terus digencarkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Gorontalo.
Sabtu (16/8/2025), sebanyak 77 pelaku usaha mikro resmi mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas kewirausahaan dalam kegiatan ekonomi produktif Z-Mart dan UMK, yang berlangsung di Aula Kantor Wali Kota Gorontalo.
Sekretaris Daerah Kota Gorontalo, Ismail Madjid, yang membuka kegiatan tersebut menegaskan, program ini bukan sekadar bantuan, melainkan transformasi mindset.
“Materi yang disampaikan narasumber harus benar-benar diperhatikan. Dari penerima zakat, ke depan peserta diharapkan bisa jadi penyalur zakat,” ujar Ismail.
Disisi lain, Ketua Baznas Kota Gorontalo, Husain Rauf, memaparkan, kegiatan ini diikuti oleh 42 pelaku usaha kios, 32 penjual makanan, dan 3 pembuat kue.
“Setiap kategori usaha mendapat dukungan berbeda sesuai kebutuhan,” ungkap Husain kepada Goseru.
- Usaha kios: Rp 3,5 juta (Rp 3 juta berupa barang + Rp 500 ribu tunai)
- Penjual makanan: Rp 2,5 juta (Rp 2 juta berupa barang + Rp 500 ribu tunai)
- Pembuat kue: Rp 1,5 juta (Rp 1 juta berupa barang + Rp 500 ribu tunai)
“Bantuan ini tidak serta-merta hanya dibagikan, tapi akan dievaluasi secara berkala agar usaha benar-benar berkembang,” sambung Husain.
Program Z-Mart dan UMK Baznas Kota Gorontalo sudah beberapa kali dilaksanakan. Fokusnya bukan hanya pada distribusi dana zakat, melainkan juga pada pendampingan usaha.
”Dengan begitu, penerima manfaat tidak lagi bergantung pada bantuan, tapi bisa naik kelas menjadi mandiri,” pungkasnya.
Kehadiran program ini, menurut banyak pihak, menjadi game changer dalam pola pemberdayaan umat.
Jika sebelumnya zakat lebih banyak dipandang sekadar santunan, kini zakat tampil sebagai motor penggerak ekonomi produktif.