
Zen Seru! Suasana panas pasca Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank SulutGo yang digelar di Manado pada 9 April 2025 kemarin, masih meninggalkan rasa kecewa yang mendalam bagi Walikota Gorontalo, Adhan Dambea.
Adhan Dambea, secara terbuka mengecam sikap diam Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, saat nama-nama calon komisaris yang diajukan Provinsi Gorontalo tidak diakomodasi dalam penetapan empat komisaris baru.
Dalam RUPS tersebut, keempat posisi komisaris sepenuhnya diisi oleh nama-nama yang disebut-sebut sebagai tim sukses Gubernur Sulawesi Utara pada Pilkada 2024 lalu.
Tak satu pun dari calon yang diusulkan Gorontalo diterima, meski Gorontalo merupakan salah satu pemilik saham utama Bank SulutGo.
Padahal, menurut keterangan Adhan, Gubernur Sulawesi Utara sempat meminta tanggapan Gubernur Gorontalo sebelum keputusan ditetapkan dalam RUPS Luar Biasa.
“Padahal sebelum kita lanjut ke RUPS Luar Biasa, Gubernur Sulut masih sempat bertanya ke Gubernur Gorontalo soal penetapan 4 orang itu,” ujar Adhan dalam konferensi pers yang digelar sehari setelah rapat berlangsung. (10/04/25)
“Tapi Gubernur Gorontalo bilang: ‘Kalau itu keputusannya, saya terima-terima saja,’” tambah Adhan.
Tak hanya menyayangkan, Adhan juga menyindir latar belakang pribadi Gubernur Gusnar yang dinilainya berpengaruh terhadap sikap bungkamnya.
“Itulah Gubernur Gorontalo. Mungkin dia bukan orang Gorontalo! Atau mungkin karena istrinya orang Kotamobagu, makanya dia acuh saat Gorontalo diremehkan,” ujar Adhan, kesal.
Adhan menegaskan bahwa dirinya tidak akan tinggal diam seperti Gubernur Gorontalo melihat ketidakadilan ini.
“Kami akan melawan! Kami akan tarik saham di BSG. Tidak ada cirita!” tegasnya.
Perseteruan ini menyoroti ketegangan yang mulai mencuat antara dua provinsi pemilik saham Bank SulutGo, serta membuka diskursus baru mengenai representasi dan keadilan dalam pengelolaan lembaga keuangan milik daerah.